Kamis, 27 Juni 2019

ARTIKEL (Memaknai Kesepian dengan Cara Positif)

https://rebanas.com/gambar/images/wallpaper

Kesepian seringkali menyiratkan perasaan sunyi akibat keadaan sendirian. Seseorang yang merasakan kesepian sangat mendambakan kehadiran seseorang yang dapat menghiburnya hingga bisa bersemangat kembali menjalani kehidupan. Perasaan kesepian yang sangat kuat bisa mencekik jiwa penderitanya hingga terasa menyakitkan. Terkadang orang yang merasa kesepian merasa sepertinya tidak ada siapapun yang mengerti dan mempedulikan. Merasa kesepian tentu bukanlah hal yang menyenangkan tapi itulah kehidupan, keadaan tak selamanya selalu menyenangkan diri kita. Meskipun begitu kita jangan lantas ikut terpuruk dan berlarut-larut dalam kesepian karena setiap kejadian pasti ada hikmah di dalamnya. Maknai setiap apapun yang terjadi bahwa hal itu bukanlah arti bahwa hidup kita akan mengalami akhir yang menyedihkan. Kita perlu untuk menyikapi segala sesuatu dengan pandangan positif supaya setiap detiknya ialah hal yang berguna.
Berikut merupakan Cara memaknai Kesepian dengan positif
1.      Sepertinya saya harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Bisa jadi ini adalah teguran karena kita sudah jauh dari Nya. Perbanyak doa dan perbaiki ibadah kita. Isi penuh hati kita dengan keimanan supaya hati dan fikiran menjadi tentram jauh dari depresi dan selalu berusaha berpikiran positif.
2.      Saya bisa mengembangkan hobi lebih leluasa
Setiap manusia dilahirkan dengan beragam minat dan hobinya tersendiri. Misalkan kita suka menulis, kita bisa mengebangkan hobi yang sudah lama terpendam itu dengan mulai suka menulis di blog, mengirim tulisan ke media cetak, berkomunitas dengan sesama penulis pemula supaya bisa lebih banyak sharing dan menambah ilmu. Dengan begitu kita bisa menemukan teman-teman baru.
3.      Memperbanyak mensyukuri hidup ternyata banyak yang lebih terpuruk
Sesekali cobalah kita berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal kita atau memperhatikan hal-hal di sekeliling kita. Amati dan perhatikanlah ternyata banyak yang lebih menderita dari kita. Banyak anak-anak diluar sana yang ditinggalkan orang tuanya bahkan mereka harus bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kerja keras seorang diri. Kita harus bersyukur masih mempunyai penghidupan layak.
4.      Saya perlu menyapa kerabat maupun sahabat lama
Sapalah kawan maupun kerabat dekat yang sudah lama tidak berjumpa melalui media sosial contohnya. Mencoba menjalin silaturahmi yang sempat terputus karena kesibukan masing-masing merupakan hal mulia. Dengan melakukan hal tersebut siapa tau kita bisa lebih dekat dengan mereka, meluangkan waktu untuk mencurahkan isi hati bahkan sampai jadi teman hangout bersama. Seperti pepatah mengatakan “Hilang satu tumbuh seribu”.
5.      Mungkin saya harus berbuat baik lebih banyak lagi untuk orang lain
Manusia yang baik ialah yang bermanfaat bagi orang lain. Coba untuk meluangkan sedikit waktu, ilmu dan materi kita untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan. Seperti menjadi relawan pengajar, bersedekah materi untuk kaum dhuafa, dan kebaikan lainnya. Dengan begitu semangat kita yang tadinya layu akan menjadi tumbuh kembali karena kita merasa masih dibutuhkan orang lain.
6.      Jadi punya waktu luang untuk belajar mengembangkan bakat saya
Libatkan diri kita untuk mengembangkan kemampuan yang sudah kita miliki seperti contohnya mengikuti kursus menjahit. Nah siapa tau dari situ kita bisa buka tempat jahit pakaian kecil-kecilan terlebih dahulu sampai akhirnya bisa buka butik. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita ulet dan optimis.
7.      Bisa punya banyak waktu untuk membaca buku, menambah wawasan dan skill
Maknai kesepianmu dengan memberi asupan otak dengan ilmu dan wawasan tambahan dari buku-buku maupun artikel yang kita baca. Skill bukan hanya bisa diasah dengan praktek akan tetapi membaca pun sangat diperlukan karena kita bisa memahami ilmunya atau teorinya sebelum kita mempraktekan. Seperti yang sudah kita ketahui, buku adalah jendela dunia. Semakin banyak membaca semakin kita bisa mengenali dunia.

Kepribadian manusia yang umum kita dengar ialah terdiri dari introvert (tertutup) dan ekstrovert (terbuka). Meskipun sang introvert mempunyai intensitas waktu sendirian yang lebih banyak di bandingkan ekstrovert, tentu hal tersebut tidak lantas membuat sang introvert tidak perlu bersosialisasi dan selalu menikmati kesendirian. Karena pada dasarnya sifat manusia ialah saling membutuhkan satu sama lain, butuh untuk berinteraksi walaupun setiap orang mempunyai porsinya masing-masing. Apapun itu, sudah sepatutnya kita berhak untuk berbahagia tentunya dengan cara kita sendiri.

Tulisan ini dimuat pula pada Buku terbit Aria Pustaka
Dalam antologi Artikel "Kesepian"
Penulis : Rizka DP.

Cerita Mini (HIJRAH DAN KEPULANGAN)


Pulang adalah sebuah ungkapan kata yang bermakna satu ialah kembali namun memiliki penjabaran yang beragam. Dikatakan demikian karena Pulang dapat berarti bahagia ketika kita dikunjungi oleh orang yang kita sayangi. Mereka akhirnya pulang dari perantauan dengan membawa segudang ilmu, pengalaman maupun uang hasil kerja kerasnya.
Pulang juga merupakan makna untuk mereka yang kembali menemukan cahaya penentram hidup ketika dahulu pernah terjebak kemilau dunia yang menenggelamkan mereka dalam kesesatan. Namun akhirnya mereka pulang dan kembali menuju kebahagiaan hakiki dalam fitrah manusia menghambakan dan mencintai Tuhannya .
Rumah dapat berarti tempat untuk pulang ketika pikiran sudah berkecamuk dan lelah yang menggelantung sepulang mengais rezeki. Apalagi jika didalamnya kita disambut oleh orang  yang kita sayangi. Rasanya semakin menambah kerinduan akan kenyamanan dan rasa hangat dalam rumah sebagai tempat untuk pulang melepas penat.
Pulang bisa berarti kesedihan ialah ketika kita ditinggalkan orang yang kita sayangi berpulang menghadap Tuhan yang Maha Kuasa. Maut dan jodoh, keduanya merupakan sesuatu yang sudah Allah tetapkan. Entah itu maut atau jodoh yang terlebih dahulu datang menghampiri. Apapun itu kita harus siap dengan segala ketetapan yang telah Allah jatuhkan dalam hidup kita. Meskipun kenyataannya proses mengikhlaskan kehilangan itu lebih terasa menyakitkan dibandingkan menjemput kepulangan.
Seperti dikisahkan seorang wanita bernama Ana. Ia telah hijrah dari masa lalunya yang kelam setelah ia menjalani masa penyembuhannya di pesantren dari kecanduan penggunaan obat-obatan terlarang yang nyaris membahayakan nyawanya.
Perjalanan cukup sulit harus ia tempuh ketika mengetahui kenyataan bahwa Ayahnya berselingkuh dengan wanita lain. Ana mengalihkan kesedihannya dengan jalan yang salah hingga Ibunya harus menderita Stroke yang membuat beliau lumpuh. Ana semakin terpuruk hingga ia harus menyayat tangannya sendiri. Ibunya terjatuh dan sangat sedih hingga akhirnya beliau meninggal dunia. Ana berhasil selamat dan untuk mengobati luka hati dan kecanduannya dengan Narkoba, ia mencari ketenangan ke pesantren hingga sembuh.
Tiga tahun kemudian Ana dilamar oleh seorang lelaki soleh. H-3 pernikahan Ana mencoba Ikhlas dan hendak meminta maaf kepada Ayahnya. Namun kenyataan yang harus ia tahu bahwa Ayahnya sudah meninggal 1 tahun lalu. Keluarga Ayahnya memberi tahu bahwa yang membayar biaya ketika ia di Rumah Sakit ialah Ayahnya. Ketika itu Ana merasakan kesedihan mendalam ketika tahu ternyata Ayahnya masih peduli dan sedih ketika tahu kenyataan bahwa kini Ana sebatang kara.
Ketika diperjalanan pulang, motor Ana ditabrak bus yang oleng. Akhirnya Ana melihat cahaya. Cahaya yang membawa jiwanya pergi jauh dan sangat jauh. Dapat ia lihat wajah Ibu dan Ayah yang sangat dirindukannya. Bahagia dan nyaman. Tuhan mengabulkan keinginan Ana dapat bertemu dengan orang tua yang dirindukanya. Ternyata maut lebih dahulu menjemput dari pada pernikahannya.
Dari Kisah diatas dapat kita pahami bahwa keterpurukan tak menjadikan seseorang lantas berakhir dengan mengenaskan dalam dosa dan penyesalan yang berlarut-larut. Masalah dan cobaan dapat menjadi jembatan menuju cahaya yang sesungguhnya. Kepulangan dalam bahagia ketika kita mulai mengikhlaskan apa yang sudah menjadi Takdir-Nya.



Tulisan ini dimuat pula pada Buku terbit Jejak Publisher
Dalam antologi Esai "Pulang"
Penulis : Rizka DP.

POTRET GENERASI MILENIAL INDONESIA

                                    " Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia..."                                ...